Argat sudah berdiri di samping Maya dan Maya masih diam saja. Argat menoleh padaku dengan senyuman yang berusaha dia perlihatkan padaku. Itu bukanlah sebuah senyuman, melainkan ketidakberdayaannya. Bahkan aku tidak mau melihat saat Argat hendak menyentuh kaki Maya.
"Jangan lakukan itu," ucap Maya.
Saat aku menoleh, Maya memeluk Argat dengan erat. Pertahanan Maya akhirnya runtuh setelah melihat betapa menyedihkan posisi Argat saat ini. Bahkan mata Pak Wirawan yang sejak tadi hanya menampilkan kemarahan, kini menjadi berair. Meskipun begitu, aku tidak bisa membenarkan sikapnya yang salah itu.
"Aku tidak ingin kau minta maaf padaku. Aku hanya ingin kau kembali," ucap Maya yang membuat Argat langsung melepaskan pelukannya.
Maya merasa sangat kehilangan saat Argat melepaskan pelukannya. Bahkan Argat menjauhkan tangannya saat Maya hendak memegang tangannya.