Hari ini aku berencana untuk ikut Argat ke kantornya. Pikiran-pikiran yang muncul akibat kekhawatiranku membuat tidak tenang apabila membiarkannya pergi sendirian tanpa diriku. Apalagi setelah melihatnya yang bersikeras untuk pergi ke kantor, membuatku tidak bisa tinggal diam.
"Kau tetap ingin pergi ke kantor?" tanyaku untuk memastikannya lagi.
"Kau pernah bilang meskipun aku bosnya, aku tidak boleh malas," ucap Argat yang membuatku tidak bisa menyanggahnya lagi.
Aku keluar dari kamarnya untuk bersiap-siap. Aku sengaja tidak bilang kalau akan ikut dengannya, karena pasti akan ditolak olehnya. Mama yang sudah mengetahui keinginanku itu, hanya bisa mendukungku. Kalau pun tidak setuju, maka aku akan merepotkannya karena terus mengeluh.
"Ma, aku titip Arkasya ya," ucapku.
"Hati-hati, Sayang," ucap Mama yang kubalas dengan anggukan.