Pukulan yang dilayangkan Pak Wirawan membuat Argat sampai terjatuh. Hampir saja kepalanya mengenai kursi. Dalam keadaan panik, aku membantu Argat untuk berdiri. Darah segar keluar dari sudut bibirnya.
"Pa, hentikan!" ucap Tante Alma.
"Pengecut! Berani-beraninya kau menampakkan wajahmu di hadapanku!" ucap Pak Wirawan dengan kemarahan yang sudah memuncak.
"Delisa, bawa Argat pergi dari sini. Aku tidak ingin suamiku melakukan sesuatu yang salah," ucap Tante Alma.
Saat aku hendak menggandeng tangannya, Pak Wirawan langsung mencengkeram kerah bajunya. Tante Alma masih berusaha melepaskan tangan Pak Wirawan yang masih mencengkeram kuat.
"Dia ini sudah menyengsarakan putri kita, Ma. Dia tidak pantas untuk hidup," ucap Pak Wirawan hendak memukul Argat lagi.
"Pa!" teriak Tante Alma yang membuat Pak Wirawan tidak jadi melayangkan pukulan.