Kubawa semangkuk sayur asem ke meja makan. Biasanya aku akan menyendok sayur asemnya dan menaruh ke dalam mangkuk kacil dan menghidangkannya pada Argat. Namun sudah beberapa hari ini aku menahan diri, meskipun ada mama dan papa sekali pun.
UHUK..UHUK..
Argat teredak makanan dan membuatnya terbatuk-batuk. Tanganku sudah ingin bergerak untuk mengambilkan minuman, tetapi aku bersyukur karena pertahananku masih kuat. Untung saja mama mau mengambilkan segelas air putih untuknya. Saat minum, Argat melirikku dan membuatku mengalihkan pandangan.
"Pelan-pelan," ucap Papa.
"Tidak ada bedanya," ucap Argat kemudian memundurkan kursinya.
Argat kemudian mengambil jas yang disampirkan di kursi dan memakainya sambil berjalan keluar. Ya, aku yang menginginkan hal ini, jadi aku juga harus mulai terbiasa dengan keheningan yang akan tercipta di antara kami.