Setelah memandikan Arkasya, aku menidurkannya di kereta dorong. Cahaya matahari di pagi hari membuatku ingin mengajaknya berjalan-jalan di taman. Kebetulan di tama nada Argat yang sedang menyibukkan diri dengan memotong rumput. Aku sedang memintanya untuk tidak berangkat ke kantor dengan tujuan supaya bisa beristirahat, tetapi dia malah melakukan pekerjaan yang melelahkan secara fisik.
"Nak, lihat Papamu itu. Papamu jauh lebih bandel dibandingkan denganmu," ucapku pada Arkasya yang sedang tertidur.
Kemudian aku menghampirinya dan mengawasinya. Jangan sampai gara-gara terlalu lama berjongkok membuat perutnya sakit. Aku berdeham untuk menyadarkannya yang terlalu fokus memotong rumput.
"Arkasya sudah mandi, kan? Dia bisa batuk-batuk karena debunya," ucap Argat.
"Aku yang akan batuk-batuk karena melihatmu yang masih saja bandel," ucapku seolah Ibu Guru yang memergoki muridnya berbuat onar.