Hari ini dengan didampingi Bu Rima aku datang ke rumah sakit. Aku sengaja mengajak Arkasaya sebagai kejutan untuk Argat. Lagipula Argat pasti akan senang melihatnya setelah sekian lama. Mama juga usdah mengizinkanku untuk mengajak Arkasya.
"Hai, Papa," ucapku setelah membuka pintu.
Argat langsung membuka mata setelah emndengar suaraku. Bahkan matanya langsung berbinar saat melihat Arkasya. Dengan pelan Bu Rima membantunya untuk duduk. Kemudian aku menaruh bantal di belakangnya supaya nyaman.
"Arkasya datang untuk menjengukmu," ucapku.
Argat berniat ingin menggendongnya tetapi tidak kuperbolehkan. Perutnya masih terasa nyeri, jadi aku tidak ingin membuatnya kesakitan. Karena itu Argat sedikit bergeser dan membiarkan Arkasya ditidurkan di sampingnya.
"Kau merindukan Papa ya? Kau atau Mama?" tanya Argat kemudian melirikku.
"Nak, Papa memang suka menuduh. Kau sudah hapal kan dengan kebiasaannya itu?" Aku tidak mau kalah.