Kami pergi ke Pantai Ancol dengan menaiki taksi. Tadinya aku memang kesal padanya, tetapi setelah di perjalanan, aku sangat menikmati melihat keadaan sekitar. Setelah membayar ongkosnya, kami turun dari taksi. Argat kemudian menggandeng tanganku dan berjalan lebih dekat ke air. Aku tidak ingin dia memaksaku lagi untuk menyentuh air.
"Aku ingin berjalan di jembatan," ucapku menunjuk jembatannya.
Karena permintaannya sudah kupenuhi, jadi dia giliran menuruti apa pun yang kumau, seperti berjalan-jalan melewati jembatan. Pemandangan di sini benar-benar menyegarkan mata, pantas saja Argat bersikeras untuk datang ke sini. Saat kami berada di tengah-tengah, Argat menahan tanganku. Kami memegang pegangan kayunya sambil melihat ke air.
"Aku tidak bermaksud untuk mengabaikan Arkasya atau pun dirimu. Karena itu aku membawamu ke sini sebagai permintaan maafku," ucap Argat.
"Kau sudah mengatakan itu berulang kali. Mau berapa kali lagi kau akan mengatakannya?" tanyaku.