Setelah Argat pergi, Maya ingin membicarakan sesuatu padaku. Kelihatannya serius, karena itu aku mengajaknya ke balkon supaya situasinya tidak terlalu tegang. Sejak tadi aku hanya menyesali satu hal, jarak yang kami rasakan satu sama lain. Dahulu kami tidak bisa terpisahkan dan begitu terpisah, kami kembali bagaikan orang asing yang baru saja bertemu. Aku tidak tahu seberapa besar jarak yang dirasakan oleh Maya, tetapi aku bisa merasakan bahwa kami tak lagi sama. Seperti ada sebuah tembok yang membatasi kami, karena itu aku merasa sedikit canggung padanya.
"Saat aku tiba di sini, tanpa sengaja aku mendengar obrolan Pak Hasan di telepon. Awalnya aku tidak memperhatikannya, hingga aku mendengarnya yang membicarakanmu dengan Argat," ucap Maya.
"Apa?" tanyaku.
"Cerai. Pak Hasan mengatakan kata cerai untuk kalian berdua. Apa itu benar?" tanya Maya yang membuatku terdiam sebentar.