Sejak pulang dari kantor, mama dan papa tidak berbicara denganku. Mereka memang tidak marah padaku, tetapi aku tahu kalau mereka pasti kecewa denganku. Aku sudah mengecewakan tamu mereka yang sudah berbaik hati pada keluarga ini. Namun aku tidak bisa menjelaskan atau mendapatkan kepercayaan mereka kalau aku tidak bersalah. Kekecewaan Linda benar-benar menarik simpati mereka. Sekarang aku benar-benar merasa sendirian di rumah ini.
"Ma!" panggil Argat.
Aku berjalan menuju kamar Argat untuk melihat apa yang dia butuhkan. Argat menatapku malas saat melihatku sudah berdiri di depan pintu. Di sampingnya ada sekeranjang pakaian kotor. Mungkin Argat ingin meminta tolong mama untuk mencucikan bajunya, karena saat ini Bu Rima sedang menengok saudaranya yang sakit.
"Aku tidak memanggilmu," ucap Argat.
"Akan kucucikan bajunya," ucapku berniat mengambil keranjangnya.
"Tidak. Kau akan menambah kesalahan nantinya," tolak Argat.