Sesampainya di kantor, mama turun duluan dan aku masih berada di dalam mobil sambil berdoa kalau kali ini kami tidak ketahuan lagi. Sudah berkali-kali aku dilanda kekhawatiran dan puncaknya kemarin. Kupikir semuanya akan membaik, tetapi tiba-tiba mama datang dan membuat situasinya kembali menegang. Setelah mengambil napas dan mengeluarkannya pelan-pelan aku turun dari mobil. Argat sudah masuk duluan dan aku berjalan di belakangnya dengan mama. Aku sadar kalau langkahku sejajar dengan mama maka itu akan dianggap tidak sopan leh para karyawan di sini, karena itu aku berjalan sedikit di belakang mama.
"Delisa, kenapa kau berjalan di belakang Mama? Istri dari pimpinan di sini tidak akan berjalan seperti itu. Mereka akan mengira kalau hubunganmu denganku tidak baik," ucap Mama.
