Sejak tadi pagi Argat belum makan, karena itu kuantarkan makanan ke kamarnya. Semenjak Argat tidak mendapatkan kontrak itu, dia jadi merasa sangat kecewa. Seolah impian dan tujuannya sudah hilang darinya. Bahkan ketika Linda ingin menemuinya, ia masih bersikap cuek padanya. Aku tidak menyangka kalau sebesar itu pengaruhnya. Tanpa mengetuk pintunya, kubuka pintunya yang tidak terkunci. Di dalam tidak ada Argat. Kemudian kuletakkan nampannya di atas meja dan melnangkah ke balkon. Ternyata benar, Argat ada di sana sambil melihat pemandangan di sekitar. Saat hendak menghampirinya, tiba-tiba ponselnya bergetar. Kutunggu sebentar dahulu karena dia sedang membalas pesan ke seseorang.
"Argat, makanannya ada di atas meja.," ucapku yang membuat Argat menoleh.