Sebentar lagi jam kantor akan berakhir, tetapi aku masih sibuk berada di ruangan Argat sambil memangku laptop. Argat memberiku pekerjaan tambahan yang membuatku tidak bisa pulang sesuai dengan jam yang sudah ditentukan. Dengan sabar kuselesaikan pekerjaanku tanpa mengeluh padanya. Aku tidak ingin kalau Argat akan memecatku di saat aku belum memiliki pekerjaan di tempat lain. Argat menatap keluar jendela sambil menelepon seseorang. Sepertinya dia mendapat telepon penting, jika dilihat dari bahasanya yang cukup formal.
"Selesaikan pekerjaanmu. Aku akan keluar sebentar," ucap Argat.
