Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam dan acaranya belum juga selesai. Aku sudah gelisah ingin segera pulang. Hal ini terlihat dengan kakiku yang tidak bisa diam saja dan terus bergerak karena tidka tenang. Pak Mario menghampiriku dari arah depan karena melihatku hanya berdiri sendiian sambil mengamati sekitar.
"Kita akan pulang," ucap Pak Mario.
"Pulang? Sekarang, Pak?" tanyaku untuk memastikan.
"Iya, kita akan pulang duluan," jawab Pak Mario.
Pak Mario kemudian berjalan ke arah pintu. Dengan perasaan yang masih bingung kupercepat langkahku untuk mengimbangi langkahnya. Begitu ada kesempatan, kuhalangi jalannya dengan berdiri di depannya. Ini memang tampak mengejutkan, tetapi lebih baik daripada cara apa pun.
"Pak, acaranya belum selesai. Anda tidak bisa meninggalkannya seperti ini," ucapku mengingatkannya.
"Aku tidak ingin mengantarmu di jam larut malam," ucap Pak Mario.
"Saya tidak apa-apa, Pak. Itu bukan masalah," ucapku.