Ponsel yang berdering membuat Viera spontan bangun dari tidurnya.
"Alex? Ngapain dia menelpon ku sepagi ini?" Viera yang langsung terkejut melihat Alex menelponnya pagi-pagi begini.
"Em?" dengan malas Viera menjawab teleponnya.
"Halo sayang," ucap Alex dari balik telepon. Setelah mendengar suara Alex dari balik telepon, Viera baru sadar kalau mereka sudah jadian semalam. Pantas saja jam segini sudah telepon.
"Iya, kenapa?" tanya Viera.
"Aku jemput yah," balas Alex.
"Aduh, 'gak usah deh. Aku bisa pergi sendiri kok lagian ini masih terlalu pagi untuk berangkat kerja. Masih ada satu jam lagi." jawab Viera
"Kita sarapan pagi dulu cantik. Ayo bangun jangan malas dong, sebentar lagi aku otw," ucap Alex kemudian menutup telepon. Viera masih binggung harus senang atau tidak. Tapi, dari hati yang paling dalam dia merasa bahagia. Alex memang tidak pernah berubah. Dia selalu perhatian padanya, banyak sekali cara yang bisa dilakukannya untuk membujuk Viera.
Viera segera bangun dari tidurnya dan bergegas untuk mandi. Suara Alex tiba-tiba membuatnya teringat pada kejadian semalam saat Alex mencium bibirnya. Tidak pernah ada laki-laki lain yang mencium bibirnya selain Alex. Viera juga merasa sangat tenang saat ada di pelukannya.
* * * * *
"Alex," gumam Viera didepan kaca sambil memoles make up diwajahnya. Orang yang bisa meluluhkan hatinya dengan waktu singkat.
Viera meraih ponsel yang ada di atas kasur.
"Aku udah di bawah yah sayang," ucap Alex.
Viera segera mengambil tasnya yang sudah disiapkannya sebelum turun dia memoles sedikit liptin di bibirnya. Sambil menuruni anak tangga dia teringat pada panggilan "Sayang" oleh Alex. Rasanya sedikit aneh, membuat dirinya sedikit merinding dengan panggilan itu. Mungkin karena Viera yang sudah lama tidak merasakan pacaran dengan siapa pun.
Mobil putih milik Alex sudah terparkir di depan halaman rumah Viera.
"Hai sayangnya aku," ucap Alex ketika Viera membuka pintu mobilnya. Viera yang mendengar sapaan dari lelaki yang kini menjadi pacarnya langsung tersipu malu.
"Makan dipinggiran mau?" tanya Alex sambil menjalankan mobilnya.
"Boleh boleh aja," jawab Viera. Viera bukan tipe perempuan yang selalu menuntut harus makan di tempat mewah dan yang lainnya. Viera sosok perempuan yang sederhana, bagi dirinya makan dimana pun saja oke. Bahkan nasi goreng di tepi jalan pun lah yang paling enak menurutnya. Itu yang membuat Alex menyukai Viera.
Sepanjang perjalanan Alex menggenggam tangan Viera. Viera tampak tidak masalah dengan itu, tapi semenjak Alex memegang tangannya terus membuat jantungnya berdetak kencang. Viera sangat bahagia karena bisa kembali bersama orang yang dicintainya. Viera berharap Alex tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti masa lalu.
"Lex," panggil Viera.
"Iya sayang?" jawab Alex. Bisa dilihat dari mata Alex yang benar-benar tulus mencintai Viera.
"Aku mau kamu 'gak kayak dulu lagi. Kalau ada masalah cerita! bukannya kabur dan 'gak ada kabar." Viera berbicara dengan serius kali ini dengan Alex yang sudah menjadi kekasihnya itu.
"Iya Vi, maaf waktu itu aku sempat bikin kamu kecewa. Aku bukannya 'gak ada mencari mu Vi! Tapi informasi tentang mu yang sulit untuk ku dapat. Maaf yah sayang, aku 'gak akan begitu lagi." ucap Alex sambil mencium kening Viera.
Viera seperti salah tingkah karena sifat Alex yang terlalu romantis baginya.
"Nih, kata orang-orang bubur disini enak banget loh. Udah pernah kesini belum?" tanya Alex pada Viera.
"Hahahaha, yah udah dong. Disini emang enak banget sih, pinggiran tapi rasanya kayak bubur-bubur yang mahal banget." balas Viera.
"Oke bagus. ayo turun," ajak Alex.
Viera pun turun dari mobil dan langsung memesan bubur kemudian memilih tempat duduk yang biasa didudukinya, di bawah pohon. Biasanya kalau makan disini Viera selalu memilih tempat ini, karen tempatnya yang memang enak dan adem saja. Alex mengikuti Viera dan duduk didepan kekasihnya itu. Sempat tidak menyangka bahwa Viera yang awalnya benar-benar judes dan selalu menghindarinya akhirnya kini luluh dan mau menerimanya kembali. Alex berjanji pada diri sendiri tidak akan pernah mengecewakan kekasihnya itu untuk kedua kali.
"Oh iya, ada yang mau aku bicarakan padamu," ucap Viera tiba-tiba.
"Apa Vi?" tanya Alex menatap serius padanya.
"Kamu tahu kan peraturan ditempat kita bekerja?" tanya Viera dengan nada serius.
"Peraturan apa?" tanya Alex.
Viera gemas melihat nada bicara Alex ditambah dengan tampangnya yang polos.
"Peraturan di kantor kan tidak boleh ada yang berpacaran sesama karyawan. Kalau ketahuan bakal dikeluarin dari perusahaan." Viera mencoba menjelaskan peraturan yang ada itu.
"Terus?" tanya Alex. Viera yang mendengar jawaban Alex itu ingin melemparnya dengan segelas air yang ada hadapannya.
"Yah terus kalau ada yang tahu gimana!!" Viera menekan pembicaraannya agar kekasihnya itu mengerti.
"Iya maksud ku, terus kita harus bagaimana? putus? aku 'gak mau," ucap Alex. Dia memalingkan wajahnya kearah lain, membuat Viera menahan tawa melihat tingkahnya.
"Aku mau selama kita di kantor jaga jarak yah, terus jangan sampai ada yang tahu kalau kita pacaran. Terutama Fany!" ucap Viera.
"Iya sayang. Fany saja aku gak tahu sayang, orangnya yang mana," ucap Alex sambil mencubit pipi Viera. Viera merengek kesal.
"Pokoknya ingat, jangan sampai ada yang tahu tentang hubungan kita. Selama di kantor kamu juga harus jaga jarak sama aku," ucap Viera.
"Ini buburnya mbak, mas," ucap seorang bapak-bapak sambil memberikan dua mangkuk bubur ayam.
"Terima kasih pak," balas Alex sambil tersenyum yang dibalas senyuman oleh sih bapak.
"Wah enak nih kelihatannya." Alex sambil menuang sedikit sambal ke buburnya.
"Ayo dimakan sayang. Kenapa diam aja? mau aku suapin?" tanya Alex pada Viera yang hanya terdiam menatap buburnya.
"Kamu paham 'gak sama yang ku bilang barusan?" tanya Viera.
"Iya sayang paham, ayo makan dulu. Ntar kita telat ke kantor loh." bujuk Alex.
"Iya deh," Viera dengan lahap memakan bubur ayam itu. Diantara lapar atau memang doyan. Alex yang melihat kekasihnya itu hanya tersenyum. Sesekali ia membenarkan poni Viera yang terjatuh menutupi matanya. Perhatian kecil dari Alex yang membuat Viera susah untuk melupakan dirinya.
"Vi, kamu ngapain aja selama bertahun-tahun tanpa aku?" pertanyaan Alex membuat Viera hampir tersedak.
"Yah gitu deh, kalau kamu?" tanya Viera penasaran juga.
"Gitu gimana?"
"Kamu jawab duluan,"
"Kok aku? kan aku yang nanya kamu Vi. Kamu duluan dong yang jawab."
"Kan kamu yang ninggalin aku duluan disini jadi kamu yang harus menjawab."
Oke, Alex tahu dia tidak akan pernah bisa menang melawan Viera jadi sebaiknya dia mengalah saja sebelum Viera ngambek dan 'gak mau ngabisin makanannya.
"Oke, aku dulu." jawab Alex. Viera tersenyum dengan penuh kemenangan. Viera takut gengsi kalau dirinya terlalu berlebihan berharap Alex kembali maka dari itu dia menyuruh Alex untuk menjawab lebih dulu.