"Jujur, semenjak aku pergi, hidupku jadi berantakan Vi. Aku berniat untuk pulang menemui mu tapi kondisi ku saat itu memang belum bisa. Aku harus menyelesaikan kuliah ku ditambah lagi mama yang lagi sakit waktu itu," ucap Alex.
Viera binggung harus menjawab apa, tapi dia tahu alasan dan masalahnya Alex yang sempat pergi meninggalkannya tanpa kabar. Dia mencoba melembutkan dirinya agar tidak terlalu lama terlarut dalam rasa bencinya terhadap Alex.
"Kalau kamu Vi?" tanya Alex.
"Kalau aku, jujur saja aku jadi males buat dekat sama cowok-cowok. Yah aku sengaja menghilang dari dunia maya. Terus biar bisa cepat lupa sama kamu aku mencoba untuk melamar di perusahaan, tempat sekarang aku bekerja dan akhirnya aku dinaikin jabatan sebagai Leader tim disana. Aku senang dengan banyak kerjaan yang menumpuk karena dengan begitu aku 'gak akan habisin waktu buat galau galau 'gak jelas." Kalimat Viera membuat Alex terdiam sejenak.
"Terus sekarang? kamu benci sama aku?"
Pertanyaan Alex membuat Viera menatapnya. Viera memang sempat membencinya, tapi dia sadar sekeras apapun dia membenci Alex dan berusaha melupakannya itu tidak akan pernah bisa. Ntah mengapa saat itu Viera yakin bahwa Alex akan kembali padanya.
"Enggak," balas Viera.
"Bener? 'gak apa-apa loh, jujur aja. Aku 'gak marah kok," Alex meledek Viera.
"Ih udah deh ayo pergi, ntar kita telat loh," Viera sengaja mengalihkan pembicaraan tidak mau membahas soal itu.
"Pak, uangnya di atas meja yah," ucap Alex. Viera dan Alex pun masuk ke dalam mobil bersiap untuk berangkat kerja. Sepanjang jalan Viera hanya diam begitu juga dengan Alex. Alex mencoba memutar sebuah lagu untuk mencairkan suasana. Flashback ke masa lalu membuat mereka mengingat bagaimana rasa pahit dan kecewa yang dirasakan.
"Lex, tolong yah kalau dikantor kerjanya yang profesional. Aku 'gak mau sampai ada yang tahu kalau kita pacaran," Viera mencoba menjelaskan kembali pada Alex.
"Iya Vi, udah dua kali loh kamu ngomong soal ini," jawab Alex sambil melihat ke arah Viera.
* * * *
Sesampai di parkiran kantor, Viera menyuruh Alex untuk menjaga jarak darinya. Bahkan untuk turun dari mobil pun mereka harus berjaga-jaga.
Saat Viera berjalan memasuki kantor dia bertemu kembali dengan seorang lelakiyang pernah ditabraknya waktu itu. Lelaki itu melemparkan senyum padanya yang dibalas oleh Viera. Alex yang sedang berjalan dibelakang Viera tampak seperti tidak senang.
"Ehemm," Alex sengaja batuk agar Viera tahu bahwa ada pacarnya saat ini dibelakang dia.
Viera yang sadar bahwa Alex ada dibelakangnya langsung berlalu pergi menuju meja kerjanya.
"Siapa tuh?" tanya Alex. Viera yang baru saja duduk dikursinya langsung menatap Alex yang ada disebelahnya.
"Enggak kenal," jawab Viera.
"Enggak kenal kok senyum-senyum?" tanya Alex dengan nada tidak suka. Viera binggung sejak kapan Alex menjadi menyebalkan seperti ini? Perasaan dulu Alex tidak seperti ini.
"Dia senyum yah aku balas senyum dong Lex, memangnya salah yah?" jawab Viera.
"Iya deh," Alex menjawab dengan pasrah.
Viera mulai bekerja menyelesaikan beberapa berkas yang masih tersisa untuk diketik kemarin. Alex pun kembali sibuk dengan kerjaannya. Viera mengingat kembali lelaki yang baru saja dijumpainya. Sepertinya Viera belum pernah melihatnya.
"Siapa dia dan ngapain dia disini," tanya Viera dalam hati.
"Mau kemana,? tanya Alex pada Viera yang sudah berdiri dari tempatnya.
"Ke toilet," jawab Viera. Belum sempat Alex menjawab, Viera sudah berjalan pergi.
"Hai," sapa seseorang yang ntah datang dari mana. Viera spontan terkejut melihat seorang lelaki yang tapi pagi ia temui.
"Ya?" jawab Viera cuek.
"Aku Chris, kamu?" tanya lelaki itu. Viera sempat binggung pada lelaki yang tiba-tiba datang dan sekarang mengajaknya kenalan.
"Oh yah, aku Viera," jawabnya.
"Salam kenal Vi, aku baru disini," balas Chris dengan senyuman yang ada diwajahnya.
"Iya salam kenal juga, aku duluan yah," ucap Viera terburu-buru karena sudah kebelet pipis. Chris melihat Viera yang sudah berjalan menjauh. Sejak pertama kali bertemu dengan Viera, Chris sepertinya jatuh hati padanya.
"Ganteng juga," gumam Viera. Baru kali ini dia memuji seorang lelaki. Padahal dia tidak pernah memuji ketampanan lelaki sebelumnya. Bahkan saat bersama Alex dia tidak pernah memujinya. Tetapi ini jujur dari hatinya bahwa Chris memang sangat tampan seperti ada aura positif didalam dirinya. Tadi saat berbicara padanya Viera sengaja cuek agar tidak kelihatan seperti terpesona melihatnya.
Memang ada sesuatu didalam diri Chris yang bisa membuat lawan bicaranya itu luluh, seperti ada daya tarik tersendiri. Kalau Alex sampai tahu mereka sempat ngobrol pasti sudah cemburu banget dia.
"Hai sayang," sapa Alex saat Viera keluar dari toilet. Sempat membuatnya hampir teriak karena Alex yang muncul tiba-tiba.
"Heh, suka banget sih muncul tiba-tiba," ucap Viera mencubit pelan lengan Alex.
Alex menarik lengan Viera ke satu ruangan yang tidak jauh dari toilet. Tempat penyimpanan berkas-berkas. Alex mencium bibir Viera. Viera sama sekali tidak bisa melakukan penolakan, ntah mengapa setiap berciuman dengan Alex akan membuat dirinya kaku dan terdiam pasrah. Tangan Alex mulai menyentuh bagian sensitif Viera dengan pelan Viera menutup kedua matanya. Menikmati sentuhan yang diberikan Alex. Gak munafik, memang tampak dari depan Viera sosok perempuan yang cuek dan judes tapi aslinya soal percintaan dia akan cepat luluh pada laki-laki yang termasuk didalam tipenya. Setiap dia mencintai seseorang dia akan cinta melebihi apa pun. Alex mencium leher Viera yang membuat dirinya seketika merinding hebat ditambah bisikan dari Alex.
"I love you Vi, jangan pernah tinggalin aku," kata-kata Alex membuat Viera yang menutup mata kini membuka matanya dan mengusap pelan kepala Alex. Sekarang Alex memegang wajah Viera dengan kedua tangannya mencium bibirnya sekali lagi. Viera bukan seseorang perempuan yang handal dalam berciuman tapi dia membalas ciuman Alex sebisa mungkin. Alex memeluk Viera, sepertinya Alex benar-benar sangat takut kehilangan Viera atau mungkin terlalu rindu pada kekasihnya itu. Yang Viera tahu, Alex mencintainya sama seperti dia mencintai Alex. Mungkin ciuman dan pelukan yang diberi Alex tanda bahwa dia benar-benar mencintai Viera dan rindu pada dirinya.
"Lex, aku balik dulu ke meja kerja ku yah, jaga jarak," Viera tiba-tiba bersuara ketika dia sudah lepas dari pelukan Alex.
Alex hanya mengangguk kecil dan mencium keningnya sebelum Viera pergi.
Viera terkejut saat mau keluar dari ruangan itu. Dea sahabatnya sudah didepan sana.
"Astaga, jangan bilang Dea ngelihat apa yang kami lakukan barusan," gumamnya dalam hati.
"Vi?" panggil Dea.
"Y..y..ya?" Viera menjawab dengan nada sedikit gugup.
"Lo kenapa Vi?" tanya Dea sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Kenapa apanya?"
"Kok kayak habis ngelihat setan sih?"
"Hah? Eng..enggak kok,"
"Itu jawab aja gugup gitu, kenapa sih?"
"Enggak kenapa-napa De,"
"Eh, Alex?" Dea menatap curiga bergantian pada Viera dan Alex. Suara Dea membuat jantung Viera seketika berhenti berdetak. Viera melihat Alex yang muncul dibelakangnya dari balik pintu.
"Eh Dea, ada apa de?" tanya Alex.
"Oh iya Vi, ini berkas yang tadi kamu suruh aku cari," ucap Alex sambil memberikan sebuah map berwarna biru.
Viera langsung menghembuskan nafas lega karena dia takut bahwa Dea sudah melihat dan akan menuduh yang tidak-tidak pada mereka berdua.
"Oh iya, terima kasih," ucap Viera sambil mengambil map yang diberikan Alex.
"Yah udah, gue balik ke meja duluan yah," balas Alex dengan nada sesantai mungkin.