Setelah Edwin pergi, Aila muncul dari balik selimut. Dia segera mengambil napas kuat-kuat sebab sebelumnya Edwin memegangi mulut dan hidungnya agar dia tidak menghirup udara dari ruangan.
"Pwahh! Aaa-apa barusan itu? Kenapa Edwin bisa berada di sini? Itu tadi menakutkan."
Aila terduduk sambil matanya mencari ke sekeliling. Tidak ada lagi kehadiran Edwin. Selimut yang melingkupi tubuhnya jatuh ke bawah, membuat tangan Aila ditampilkan seluruhnya.
"Ugh, tubuhku masih gemetar. Dia sangat kuat menahanku."
Aila mengamati kondisi tangannya yang belum pulih dari kejutan. Dia diserang kekhawatiran dan rasa takut, namun saat ini dirinya sudah menjadi lebih baik.
Awalnya dia panik, namun mendengar suara Edwin yang menyuruhnya agar tetap tenang untuk sebentar, Aila perlahan-lahan menerima keadaan. Bukan berarti dia mengizinkan Edwin berbuat apa-apa padanya, namun lebih seperti Aila butuh tahu apa yang diinginkan Edwin karena bersembunyi di tempat tidurnya.