Larut malam di kamar penginapan perempuan. Pada sebuah ruangan yang lampunya sudah dimatikan sehingga tampak begitu gelap, Bella menatap langit-langit kamar. Penglihatannya dipenuhi warna putih dari plafon tanpa corak.
Bella masih membuka lebar matanya, belum ada tanda-tanda akan tertidur.
Dia merasa tidak bisa memejamkan mata sebab pikirannya masih diisi oleh banyak hal yang belum mendapat jawaban kepastian.
Bella menghela napas berat, disusul oleh keluhan setelahnya.
"Huft, sejak festival musim panas aku malah jadi jarang mendekatinya. Tekadku masih saja kurang seperti biasa. Mau bagaimana lagi bukan, aku tidak sanggup menatap mukanya. Setelah malam itu tidak ada yang kupikirkan selain ingatan tentang dia yang membawaku ke tempat itu."
Bella menggerutu atas kekurangan dirinya, namun kemudian malah menyalahkan keadaan atas masalah yang dia buat sendiri.