Edwin merasa mengikuti kegiatan belajar di auditorium tidak buruk juga. Dia bersyukur mengubah niatnya dan mengikuti kelas.
Pemanas ruangan menjadi alasan Edwin berterima kasih atas keadaannya saat ini. Temperatur udara yang ditransmisikan dari benda itu mampu menciptakan kondisi ruangan yang hangat, menjadikan kesadaran mudah untuk lalai.
Tidak cuma Edwin yang cepat mengalami rasa kantuk, setiap siswa yang berkumpul di auditorium sudah bergelayut lemas di atas meja.
Di dalam auditorium, siswa dibariskan berdasarkan kelas. Meja panjang yang disusun horizontal memetakan tiap barisan siswa ke belakang.
Tidak ada kursi di ruangan sehingga semua orang duduk bersimpuh di atas karpet halus yang nyaman.
Bagian bawah meja sengaja di atur tanpa punya penghalang, menjadikan siswa bisa leluasa meregangkan kakinya agar tidak mudah penat.