"Selamat pagi, Edwin-san. Tidak biasa melihatmu bersanding dengan taman bunga ... ah, tapi sepertinya tidak juga."
Bella yang dari jauh sudah mengetahui kehadiran Edwin berkat distorsi ruang dan sensasi akrab dari auranya, menepi ke arah gazebo. Dia berhenti dan kemudian mengangkat ujung gaun dari seragam akademinya dalam gerakan yang anggun. Bella tersenyum ramah, langkahnya diikuti oleh Aila dan Clara yang seketika terkejut oleh keberadaan Edwin.
Edwin mendesah bermasalah, "Selamat pagi. Sebagai permulaan, aku lebih suka kalau kau tetap pada pemikiranmu yang sebelumnya, dari pada menyamakanku dengan pupuk."
Edwin hanya bisa memikirkan kalimat kiasan Bella sebagai hinaan yang halus. Jika diibaratkan dengan hal-hal yang terkait dengan bunga, maka memang Edwin sangat tidak cocok dengan gambaran lebah apalagi kupu-kupu. Dia lebih mungkin menjadi hama atau kotoran dalam pupuk. Edwin sendiri paham sehingga dia bisa dengan mudah mengerti perumpamaan Bella.