Itu menjadi pembunuhan pertamanya.
Gadis kecil itu tidak mampu melupakan bagaimana wajah korban menegang sebelum kematian. Mata korban yang beralih sekadar melampiaskan kemarahan membekas sangat jelas di ingatannya.
Gadis kecil itu benar-benar dibeli oleh seorang bangsawan dari kediaman duke. Seperti perkiraan, selama tiga hari tinggal di rumah itu dia perlakukan sebagai calon selirnya.
Dia tidak tahu apakah pilihannya sudah tepat, namun gadis kecil terlalu takut dengan kehidupan yang tidak pasti. Tawaran dari Viscount Linden lebih punya kejelasan dari pada janji seorang bangsawan yang baru dikenalnya.
Dengan terus gemetar gadis itu kembali atas kehendaknya sendiri ke kediaman Viscount Linden.
Dia dipuji atas keberhasilannya, namun dia tidak merasakan senang sama sekali. Bahkan gadis kecil sepertinya tahu, hidup dengan merebut kehidupan orang lain tidak punya nilai untuk bisa dibanggakan.