Edwin menjalani kehidupan akademinya yang biasa.
Suasana yang teduh membawanya mematikan kesadaran lebih cepat. Tanpa dia sadari, waktu telah memasuki istirahat makan siang.
Demi mencapai kembali vitalitasnya yang terkuras akibat ujian, Edwin merasa masih belum cukup meski sudah beristirahat selama tiga hari penuh.
Jadi hari ini dia memutuskan untuk terus tidur sepanjang kelas di akademi. Edwin berhasil mempertahankan keadaan itu hingga istirahat makan siang.
Dia yakin hingga pulang nanti kondisinya tidak akan berubah, mengingat situasi kelas masih belum kondusif untuk bisa mengganggu kegiatan akademinya.
Beruntungnya gadis mungil tertentu juga sedang sibuk memikirkan masalah kelasnya. Sehingga hari ini belum ada tamu yang berkunjung ke meja Edwin.
Sayangnya, harapan Edwin hanya bertahan sekejap. Sampai ketika gadis anggun dengan rambut biru berdiri di sisi tempat duduknya.
"Selamat pagi, Edwin-san."
"Pagi. Ada urusan apa?"