Alat komunikasi yang dia letakkan di samping celananya bergetar, Edwin segera mendecakkan lidahnya lalu mengambil posisi bersembunyi di balik mesin dengan silinder kaca yang pecah. Edwin menekan tombol untuk menjawab panggilan dengan kasar.
"Ada apa!?"
"S-saya mohon maaf mendadak menghubungi Anda lagi, Tuan. Tapi ini situasi yang darurat. Saya ingin melaporkan kalau lantai atas pada vila ini sudah terbakar. Beruntungnya api belum menyebar ke lantai dasar jadi kami masih dapat masuk. Saat ini kami sedang di lorong, mencari pintu menuju basemen."
Tampaknya bawahan Edwin yang menghubungi adalah Ben. Dia dapat merasakan kenaikan emosi dari nada suara tuannya di sisi lain panggilan. Edwin sendiri menyadari kepanikan Ben dari getaran pada suaranya, dan beberapa suara desiran terdengar sayup yang mungkin berasal dari api yang tengah membakar bangunan.