Chereads / KUCING AJAIB / Chapter 24 - KESEDIHAN PUTRI JASMINE

Chapter 24 - KESEDIHAN PUTRI JASMINE

"Apa? Kau bercanda?"

Putri Jasmine, tidak bisa menyembunyikan kekagetannya, mendengar apa yang dikatakan oleh Pangeran Julian.

Melihat keterkejutan yang terpancar di wajah wanita cantik di hadapannya ini, Pangeran Julian tersenyum.

"Aku tidak bercanda. Kau, pikirkan saja sendiri. Apakah selama kalian berhubungan, saudaraku itu pernah menyentuh dirimu?"

Pertanyaan Pangeran Julian, mau tidak mau membuat Putri Jasmine terdiam. Ada yang sakit dirasakannya di sudut hati.

Sakit, karena perkataan yang diucapkan oleh saudara tiri pria yang ia cintai tersebut. Benarkah, Pangeran Jeelian tidak menyukai wanita? Hingga, pria itu tidak pernah menyentuh dirinya?

Jangankan menyentuh, dan mencium seperti halnya pasangan normal yang saling mencintai. Bergandengan tangan saja, Pangeran Jeelian tidak pernah melakukan hal itu pada dirinya.

Awalnya, Putri Jasmine mengira, Pangeran Jeelian tidak mau melakukan hal itu padanya, karena merasa belum mencintai dirinya, saat itu Putri Jasmine beranggapan, cinta itu akan datang dengan sendirinya.

Tapi, ternyata....

"Putri Jasmine, pikirkan lagi untuk mempertahankan Pangeran Jeelian di hatimu, karena kau hanya membuang-buang waktu jika melakukan hal itu!"

Suara Pangeran Julian, membuyarkan rasa sesak yang dirasakan oleh Putri Jasmine, hingga wanita itu menengadah dan menatap wajah Pangeran Julian, dengan tatapan penuh dengan harapan.

"Aku harap, aku masih punya kesempatan untuk bertemu dengan Pangeran Jeelian."

"Untuk apa? Kau, ingin mengemis cinta pada saudaraku itu?"

"Bukan seperti itu, jika memang apa yang kau bicarakan itu benar tentang Pangeran Jeelian, aku akan mengakhiri sendiri hubunganku dengan dia, itu saja!"

Wajah Pangeran Julian berseri mendengar apa yang diucapkan oleh sang wanita pujaan.

"Baiklah. Untukmu, aku akan mencari Pangeran Jeelian sampai dapat, tapi pastikan, kau tinggalkan dia lewat ucapanmu sendiri!"

"Jika ucapanmu tentang dia benar, mana mungkin aku masih mau menikah dengan dia? Dia memang tampan, sakti, tangkas dan cerdas, tapi apa gunanya itu semua, jika dia tidak menyukai wanita? Aku, bahkan sangat jijik jika mengingatnya!"

Wajah cantik Putri Jasmine terlihat sangat suram bercampur kesal saat mengucapkan semua itu.

Membuat Pangeran Julian, ingin sekali berteriak kegirangan karena terlalu gembira mendengar kalimat yang diucapkan oleh Putri Jasmine, tapi dia harus bersikap tenang, jika tidak mau muslihatnya akan terbongkar!

Pria itu membiarkan Putri Jasmine berlalu dari hadapannya, ketika kereta emas yang ditarik kuda terbang berbulu biru itu sudah tiba seperti sedang menjemput wanita itu.

Detik berikutnya, wanita berpakaian putih itu akhirnya pergi dari istana kerajaan, dengan membawa perasaan luka, karena mendengar fakta baru dari Pangeran Jeelian, yang selalu ia harapkan menjadi pasangan terakhirnya.

Sementara itu, Pangeran Julian sangat puas dengan apa yang sudah ia rencanakan. Sukses. Semoga saja, kesuksesan itu akan menghampiri dirinya untuk merancang muslihat khusus menggulingkan kedudukan Pangeran Jeelian, di mata orang tua, kerabat, dan seluruh lapisan masyarakat negeri fantasi.

Terpenting juga, di hati Putri Jasmine, sosok Pangeran Jeelian sekarang sudah benar-benar cacat. Cacat, karena wanita itu mengira Pangeran Jeelian adalah pria sempurna, hingga dirinya menggilai saudara tirinya itu, tapi dalam sekejap, perasaan mencintai dan menggilai itu berubah menjadi perasaan hancur dalam seketika saja, karena muslihatnya!

"Jeelian! Kau, harus mempersiapkan hati untuk menghadapi kehancuranmu itu!"

Pangeran Julian berucap demikian seiring kereta emas yang ditarik kuda berbulu biru membawa Putri Jasmine menjauh meninggalkan dirinya.

***

Virna baru saja masuk ke dalam kamar melihat Pangeran Jeelian sibuk memporak porandakan peralatan make up-nya.

Sebenarnya, peralatan make up-nya, tidak selengkap wanita lainnya yang banyak sekali.

Karena Virna bukan wanita yang suka memakai make up tebal. Kebanyakan di setiap harinya, Virna hanya memoles wajahnya dengan cream wajah, bedak tipis dan untuk lisptik biasanya dipakai Virna dengan tipis saja, kadang pula ia tidak memakai lisptik sama sekali.

Hanya memakai pelembab bibir, untuk membuat bibirnya tidak pecah-pecah. Akan tetapi, mengapa sekarang si kucing jadi-jadian justru memporak-porandakan, peralatan make up-nya?

"Bee, kamu cari apa?"

Bergegas, Virna mendekati, sebelum peralatan make up-nya semakin berhamburan di lantai.

"Kamu punya wewangian?"

Tanpa menoleh, Bee melontarkan pertanyaan itu pada Virna.

"Wewangian? Maksud kamu, minyak wangi? Parfum?"

"Pokoknya, sesuatu yang bisa mengeluarkan aroma wangi!"

Virna geleng-geleng kepala. Suka berdandankah pria satu ini?

Sebuah pertanyaan terlintas di otaknya, dan itu membuat Bee berpaling ke arahnya.

"Aku tidak tahu maksudmu dengan kata berdandan. Tapi, yang aku tahu, sekarang ini aku butuh wewangian untuk menyamarkan aromaku!"

Virna menekap mulutnya. Baru sadar, si kucing tampan di hadapannya, bisa mendengar apa yang ia ucapkan, meskipun di dalam hati.

"Maaf, berdandan itu merawat diri, apakah kamu suka seperti yang itu di istana?"

Virna mencoba menjelaskan maksud kalimat "berdandan" yang ia ucapkan, meskipun penjelasannya itu benar atau tidak. Benarkah berdandan itu untuk merawat diri? Sudahlah! Daripada Bee, justru semakin salah paham padanya, mending dia mengatakan itu saja sebagai media penjelasan.

"Oh, begitu. Tentu saja. Mana mungkin, di istana wajah tidak dirawat!"

"Ini, aku cuma memakai wewangian seperti ini!"

Virna mengambil salah satu botol parfum berbentuk gel, miliknya dan menyerahkannya pada Bee.

Bee menyambut.

"Tidak bisa disemprot?"

Saat membuka tutupnya, Bee tidak menemukan cara untuk menyemprot wewangian itu kepadanya.

Virna jadi tersenyum geli.

"Parfum ini bukan yang untuk disemprot, ini dioleskan. Karena aku sedikit pemilih untuk parfum, jadi aroma yang begini aku suka, yang disemprotkan itu kebanyakan aromanya nggak aku suka," jelas Virna sembari menuangkan isi dari parfum berbentuk gel itu ke salah satu telapak tangannya.

"Bukan karena yang ini murah?"

Virna memajukan bibirnya, saat mendengar apa yang dikatakan oleh Bee. Tidak salah memang, ia memakai parfum itu karena harganya jauh lebih terjangkau, tapi untuk mengatakan parfum lain yang aromanya tidak terlalu ia sukai, itu juga bukan sebuah kebohongan.

Memang begitu kenyataannya, dan pilihannya jatuh pada parfum gel di tangannya ini. Harga terjangkau, tapi aromanya lembut. Tidak terlalu kuat, hingga yang mencium aromanya bisa mabuk karena mual.

"Udahlah! Kata bos aku, wanita itu harus pintar mengelola keuangan, jadi pilih yang hemat, tapi baik untuk digunakan!"

Tidak mau berdebat, Virna langsung mengucapkan kalimat itu, dan memberikan telapak tangannya pada Pangeran Jeelian.

"Ini pake. Segini aja udah cukup. Kamu bakal wangi kok!" lanjut Virna, masih sambil menyodorkan telapak tangannya di hadapan Bee.

Bee menggunakan jari telunjuknya, untuk menyentuh gel di telapak tangan Virna, lalu telunjuk itu ia usapkan di bagian leher dan belakang daun kupingnya.

Melihat cara Pangeran Jeelian menggunakan parfum gel, seperti orang yang tidak mengerti cara menggunakannya, Virna jadi gemas.

"Sini, aku bantu pake!"

Perkataan Virna membuat Pangeran Jeelian menarik napas lega. Mana ia tahu cara memakai hal begituan?

Di istananya, saat ia selesai mandi tubuhnya sudah mengeluarkan aroma wangi yang tidak akan hilang sepanjang hari.

Dengan cepat, Pangeran Jeelian membuka pakaiannya, saat usai mendengar apa yang dikatakan oleh Virna. Tapi....

"Stop! Kenapa kamu membuka pakaian kamu? Kamu mau aku mengoleskan parfum gel ini ke seluruh tubuh kamu?"

Virna bicara dengan nada shock!

Note: Mencari bukti itu penting, agar sesuatu yang kita dengar tidak kita telan mentah-mentah, dan menimbulkan kesimpulan yang salah.

(Mengapa Pangeran Jeelian ingin memakai wewangian? Stay terus di sini untuk tahu kelanjutan ceritanya ya terimakasih sudah membaca)