"Iya, aku tahu. Aku hanya terkejut."
"Lagipula, kita juga sudah menjadi suami istri, kenapa harus terkejut? Tubuhku membuatmu takut?"
"Bukan begitu!" sergah Virna cepat, tapi ia tidak tahu, bagaimana caranya untuk membuat Pangeran Jeelian mengerti dengan kelakuannya.
Pangeran Jeelian beringsut, dan mengulurkan kedua tangannya memeluk tubuh Virna. Hingga ia bisa merasakan betapa kencangnya degup jantung sang istri berpacu ketika tubuh mereka saling merapat.
"Jantungmu kencang sekali, kau masih saja gugup bersamaku?" bisik Pangeran Jeelian di telinga sang istri.
"It-itu...."
"Apa yang kau rasakan sekarang? Masih sakit dan sulit bernapas?"
"Sudah tidak terlalu, apa yang kau lakukan hingga aku bisa lega saat menarik napas?"
Pangeran Jeelian membalikkan tubuh sang istri, hingga mereka kini saling berhadapan, hal itu membuat wajah Virna jadi merah.