"Apa yang kau mimpikan?"
"Kak Jeelion mendatangiku, dan marah padaku."
"Kau memang patut untuk mendapatkan hal itu dari kakakmu, jika memang dia masih hidup, mungkin saja saat ini ia sedang menjalani pemulihan diri, dan sebenarnya tahu apa saja yang kau lakukan selama ini di bumi."
"Benarkah?"
"Tentu saja, kau melepaskan tahta demi kehidupan di bumi, kau tidak memikirkan ayahmu yang didesak para anggota kerajaan untuk menyerahkan tahta pada anaknya, sedangkan anak yang diharapkan naik tahta, justru mengukir banyak tindakan teledor."
"Bisakah kau tidak mengatakan bahwa apa yang sekarang terjadi padaku, bukan bentuk keteledoran? Itu kecelakaan, tidak bisa dikatakan sebuah keteledoran."
Farhan tertawa kecil mendengar omelan yang keluar dari mulut Pangeran Jeelian.
Mobil sudah berbaur di tengah jalan raya yang padat karena jam orang berangkat ke tempat aktivitas.