"Kau, kenapa?"
Farhan bingung melihat Pak Hanzie yang sedemikian terlihat menahan rasa sakit.
Ia membantu sahabatnya untuk kembali ke rumah, memapah tubuh Pak Hanzie, hingga kemudian mendudukkannya di kursi yang ada di beranda rumahnya.
"Kita ke dokter?" tanyanya, dengan nada serius.
"Bawa aku ke kamar saja."
Farhan mengangguk. Pria itu segera membantu Pak Hanzie untuk ke kamarnya di lantai atas.
"Apa yang kau rasakan?" tanya Farhan, ketika mereka sudah sampai di dalam kamar Pak Hanzie.
"Kepalaku sakit," sahut Pak Hanzie sembari terus memijit kepalanya dengan kedua tangannya.
"Apa kau yakin tidak butuh ke dokter?"
"Untuk sekarang, aku yakin nanti ketika sakitnya jadi bertambah mungkin akan segera periksa, sepertinya kepalaku sakit karena ada memori yang terlupakan tapi mulai aku ingat, jadi aku hanya butuh istirahat saja."
"Kau yakin?" tanya Farhan dengan tatapan mata menyelidik.
"Aku yakin."
"Jadi, aku tinggalkan saja dirimu? Atau, kau butuh aku temani?"