Kekhawatiran menyelimuti hati Virna. Gemetar ia mengguncang tubuh Pangeran Jeelian, sembari berulang kali meneriakkan nama Pangeran Jeelian berkali-kali.
Tapi, tubuh kucing yang basah kuyup itu tidak bergerak. Napasnya juga semakin pelan, hingga membuat kedua mata Virna digenangi airmata.
"Bee! Kamu nggak boleh mati. Kamu nggak boleh meninggalkan aku dengan cara seperti itu! Bangun, Bee! Masih banyak hal yang harus kita perdebatkan! Kamu nggak boleh mati!!" teriak Virna disela isak tangisnya.
Airmatanya membanjir karena ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang. Apakah ia harus memberikan obat penawar? Bukankah tanpa terhisap oleh Pangeran Jeelian sama saja ia tidak bisa memberikan obat penawar itu pada Pangeran Jeelian.
Virna teringat dengan obat yang diberikan oleh Farhan. Gadis itu segera menuju nakas. Lalu mencari obat yang ada di sana untuk ia minumkan.