Kehidupan yang unik dijalani Yos,tak butuh waktu lama untuk Ia bergerak mencari hasil alam yang tak tahu siapa pemiliknya.Ia mengambil hasil alam yang banyak,karena selain untuk dijual juga untuk stok dirinya sendiri,stok kayu jelas untuk membuat api unggun sebagai penerang dan penghangat baginya,stok buah juga untuk makanan sehari-hari dirinya.Setelah beberapa saat hasil alam pun terkumpul,namun hari itu juga Ia hanya mengambil kayu bakar saja yang banyak karena untuk buah Ia takut nantinya busuk,jadi saat menjual pun tidak sekaligus semuanya dijual.Dalam pemikirannya Yos hari ini Ia menjual kayu baru keesokan harinya Ia menjual yang lain,begitu jadwal yang Yos terapkan untuk dirinya.
Tak terasa hari mulai gelap,matahari hampir saja tenggelam,Ia menaruh Stok buahya didalam tempat tinggalnya,sedangkan kayu bakarnya Ia tempatkan didepan rumahnya yang sebelah kanan pintu untuk dijualnya,yang sebelah kiri pintu untuk stok baginya.Yos pun cepat-cepat bergerak membuat api unggun karena mengingat sudah sore,langit mulai gelap.Bukan hanya membuat api unggun,Yos juga memasak air hangat untuk dirinya,karena jika air minum biasa Yos langsung minum dari aliran sungai didekat rumahnya,Ia rasa air sungai itu sudah cukup bersih dan segar tak perlu lagi dimasak,tidak ada sampai yang jorok sekitaran sungai apalagi terkontaminasi orang,mengingat hanya Yos yang tinggal disana tidak ada manusia lain selain Dia.Langit sudah mulai gelap,penerangan pun sudah jadi dari hasil api unggunnya dan air hangat pun sudah siap untuk dikonsumsinya.
Hari semakin gelap dan malam pun sudah tiba,Yos segera membaringkan tubuhnya untuk istirahat lalu menarik kain untuk penghangatnya,mengingat besok Ia harus berjalan membawa kayu untuk dijual dipasar,Yos tertidur pulas seperti biasa.
Sebenarnya Yos sedikit beruntung,karena tidak ada hewan buas yang menganggunya,jika ada pun Yos tak akan leluasa tinggal disana.
Beberapa jam berlalu,langit pun mulai cerah meninggalkan gelapnya.Yos terbangun seketika,karena terik matahari menusuk matanya dan memaksa Yos harus membuka mata dan terbangun.Segera Ia merapikan tempat tidurnya,lalu menuju sungai untuk membersihkan badannya serta mengganti pakainnya.Disana Yos hanya sedikit membasahi pakaiannya tapi tidak dengan deterjen karena Yos tidak memiliki dan juga tidak mau merusak air sungai,jadi hanya sedikiti dibersihkan saja lalu di jemur di samping rumahnya itu.
Setelah kegiatan pagi hari selesai,Yos segera mengambil kayu hasil alamnya lalu membawanya kepasar,sebenarnya Ia sedikit kesulitan membawa kayu itu karena banyaknya kayu dan Yos tidak memiliki kendaraan.
Yos menyusuri hutan untuk keluar,dan berjalan kearah pasar meninggalkan tempat sunyi itu,tapi betapa beruntungnya Yos pasar itu hanya berjarak beberapa kilo saja,tidak sampai puluhan kilo,karena pasar itu letaknya didekat perbatasan antara hutan dan pemukiman padat penduduk.Sesampainya dipasar Ia menemukan salah satu pedagang yang mau menerima dan membeli kayu bakar hasil alamnya itu,pedagang itu bernama Pak Herman yang umurnya sekitar 45 tahun,Pak Herman ini masih menggunakan kayu untuk memasak di warung makan miliknya,karena katanya untuk menjaga rasa yang selalu di jaga dari sejak dulu pertama berdiri.
"Pak,apa kau mau membeli kayu yang aku bawa?." Tanya Yos sambil menunjukkan kayu yang di bawanya.
"Oh...ya anak muda tentu saya mau,karena warung saya pun membutuhkannya." Jawab Pak Herman tidak dengan ragu-ragu
"Oh..ya sudah pak ini saya ada 5 ikat kayu,saya hargai 25 ribu saja."Jawab Yos
" Owalah...murah sekali nak,biasanya orang lain tidak menjual segitu."Jawab Pak Herman lalu mengambil uang dalam sakunya.
"Iyah Pak,tidak apa-apa saya ingin kayu ini cepat laku." jawab Yos sambil menaruh kayunya di samping warung pak Herman.
Setelah uang sudah diberikan ke Yos,lalu Ia pun melihat seluruh keadaan pasar apakah nantinya ada pedagang lain yang mau menerima hasil alamnya nanti.
"Okeh,siap terimakasih nak,nanti jika ada lagi kamu boleh kesini menjuak kayu mu." Jawab Pak Herman dengan senyumnya.
"Sama-sama Pak,saya juga berterimakasih karena Anda mau membeli kayu yang saya bawa,dan mau menjadi pelanggan pertama serta pelanggan tetap Saya."
"Sama-sama juga nak,ngomong-ngomong nama kamu siapa nak? kalau nama Saya Herman." Jawab Pak Herman sambil mengajak berjabat tangan.
"Ohya pak,nama Saya Yoshiki Lois." Ujar Yos sambil menerima jabat tangan dari Pak Herman.
"Tinggal dimana kau nak?." Tanya pak Herman kepada Yos
"Ohya..saya tinggal tidak jauh dari sini pak,Yasudah saya pergi dulu pak,ada urusan yang harus saya kerjakan." Jawab Yos,mulai melangkah pergi.
"Ohya sudah nak silahkan." Pak Herman sebenarnya masih bingung Yos itu orang mana,karena baru pertama kali Ia melihatnya,lalu Dia pun melangkah masuk ke warungnya itu.
Belum jauh Yos melangkah,Dia melihat sebuah gerobak yang sepertinya tidak mempunyai pemilik atau sudah lama tidak dipakai,karena nampak sedikit kotor.Lalu Yos segera berbalik arah memanggil Pak Herman kembali untuk menanyakan gerobak itu.
"Pak..Pak...Pak Herman,Tunggu saya mau tanya itu gerobak milik siapa? sepertinya sudah lama tidak dipakai." suara lantangnya Yos dengan berlari kecil memanggil Pak Herman.
Lalu Pak Herman pun menengok kembali ke Yoshiki Lois itu.
"Ya nak,oh...gerobak itu milik saya,memang benar sudah lama tidak di pakai,karena saya sudah tidak membutuhkannya lagi." Jawab Pak Herman dengan senyumannya.
"Bolehkah saya bawa pulang pak? karena saya sangat membutuhkan gerobak itu untuk mengangkut hasil panen saya nantinya." Jawab Yos
"Oh...ya sudah tidak apa-apa dengan senang hati." ujar pak Herman
"Terimakasih pak." Ucapan terimaksih yos,lantas Ia pun segera mengambil gerobak untuk dibawanya pulang.
"Ohya sama-sama nak." jawab Pak Herman yang segera masuk warungnya karena ada yang memanggil dirinya,dan Pak Herman pun tak tahu langkah pergi Yos kemana.
Disinilah awal perjalanan unik Yos yang tak di sangkanya,bakal bertemu dengan orang baik seperti Pak Herman,Memang Pak Herman pribadinya sangat baik dan ramah kepada semua orang.
Jika tak bertemu Pak Herman,entahlah dagangannya akan laku apa tidak,dan Ia tak akan menemukan sebuah gerobak untuk alat angkut hasil alamnya.
Lalu Yos melangkah menuju jalan pulang,hampir saja Yos sampai ke perbatasan Ia bertemu seorang pedagang yang menjual tempat untuk memasak air,dan tempat air untuknya.Karena Ia merasa sudah punya cukup uang,namun saat Ia menghampiri pedagang itu ternyata untuk membeli beberapa alat yang Ia butuhkan,uangnya jauh dari kata cukup.Tapi untungnya pedagang itu menawarkan beberapa dagangan bekas yang masih layak pakai,bahkan tidak ada rusak sama sekali.Dengan Uang yang dimiliki Yos semuanya bisa dibelinya,walaupun hanya 3 barang saja,namun itu sudah sangat cukup baginya dan sangat beruntung karena harganya yang sangat murah walaupun barang bekas tapi masih layak pakai.Disitulah Ia merasa menjadi manusia yang sangat beruntung,lalu Ia melanjutkan perjalanan pulang karena nampaknya langit agak sedikit mendung walaupun waktu itu masih siang dan ternyata tidak jadi hujan,tapi Yos tetap segera bergerak untuk pulang.Karena nantinya jika pulang pun Yos tidak langsung istirahat,melainkan Ia harus mencari hasil alam lagi,seperti buah-buahan dan sedikit kayu bakar karena Ia mengingat Pak Herman akan menjadi pelanggan setianya Yos.
Sesampainya dirumah,Ia langsung mencari bahan-bahan lagi untuk jualannya besok,sepertinya Yos akan memanen beberapa buah-buahan liar disana,karena nampaknya lagi musim buah saat itu.Yos tidak mengambil terlalu banyak karena masih ada juga buah yang belum matang,ada buah yang sudah busuk juga,ataupun yang sudah jatuh ketanah.Setelah mengambil beberapa jenis buah,dan Ia rasa sudah cukup untuk dijualnya nanti,Yos pun segera menaruhnya di rumah,dan kembali mencari kayu bakar untuk stok api unggun dan juga untuk dijualnya nanti.Tak terasa hari semakin sore langit sudah menunjukan merahnya,awan pun sudah mulai bergerak meninggalkan putihnya untuk berganti hitam.Yos lantas mengangkat baju yang di jemurnya lalu mengangkatnya dan merapikannya kembali untuk di masukkan ke rumahnya,setelah urusan baju selesai Yos pun mengambil air ke sungai untuk membuat air hangat dan menyetoknya,karena Ia tadi sudah membelinya dipasar.
Air pun sudah diambilnya,lalu tanpa sengaja dia melihat seekor ular yang lumayan besar,dan terbesit lirih dalam hatinya "sepertinya ular itu dapat aku konsumsi." Ucapnya dalam hati Yos.
Lantas dia meletakkan air yang sudah ada dalam wadah,lalu dia melangkah pelan-pelan agar ular itu tidak cepat melata nya.Pelan-pelan tapi pasti Yos melangkah mendekati ulat tersebut,dan tak disangka ular itu kaget lantas ular tersebut langsung berbalik arah kepalanya ke arah Yos,namun Yos tidak panik karena Ia sudah pernah menangkap ular dan ular itu pun tidak berbisa sepertinya ular sanca mungkin ujar Yos.Dengan hati-hati Yos tetap tenang menghadapi serangan ular itu,dan beberapa momen hampir saja Yos digigit dan hampir juga dililit ular itu.Tapi Yos sangatlah pintar,Dia menunggu ular itu merasa lelah,baru Dia bisa menaklukannya.
Akhirnya ular itupun dapat ditangkap,dan langsung Ia bawa beserta air yang tadi telah diambilnya,tapi sebelum diolah Yos harus mematikan ular itu dan membersihkan sisik serta membelah nya supaya lebih gampang nantinya saat dibakar.Setelah selesai,Yos segera kembali karena sudah cukup gelap untuknya melangkah karena senter yang dimilikinya sudah mulai habis baterainya.
Sesampainya dirumah Yos langsung membuat api unggun,tentu seperti biasanya Dia buat api unggu untuk penghangatnya dan penerangan sekitar tempat itu,tapi malam itu agak sedikit berbeda yang biasanya Dia hanya makan buah kini ditemani seekor ular yang akan diolahnya untuk dikonsumsi,Hati Yos sedikit gembira karena Ia mendapatkan makanan yang tak biasa itu.Dibakar nya lah ular itu sampai matang,tanpa bumbu apapun karena disitu Yos tidak mempunyai bumbu apapun,tetapi bagi Dia yang penting tidak gosong masih bisa dikonsumsi,lagian masih ada stok buah untuk menghilangkan rasa dimulutnya nanti sewaktu memakan seekor ular tersebut.Setelah matang ular dan air itu,Yos langsung menyantapnya dengan lahap karena Dia sudah merasa sangat lapar,sambil menyeduhkan air hangat kedalam gelas lalu kedalam wadah yang bisa menjaga air itu tetap panas ataupun hangat,jadi supaya sehari hanya memasak satu kali saja air panas tidak usah berkali-kali.setelah menyantap makanan,Yos pun mulai menikmati malam yang sunyi penuh ketenangan,dengan duduk menatap langit yang indah penuh bintang itu sambil merasakan api unggun yang sangat hangat.Setelah merasakan ketenangan malam itu,rasa lelah dan ngantuk pun menghampiri Yos,lalu dia masuk rumah dan tidur karena tentunya besok harus berjalan lagi kepasar untuk menjual hasil alamnya hari ini.
Waktu terus berjalan,tak terasa pagi hari pun tiba,Yos melakukan aktivitas pagi seperti biasa dan bergegas menuju pasar untuk menjual hasil alamnya ke pasar,berjalan menyusuri jalan dengan senang hati.Sesampainya di pasar Ia pun langsung menjual kayu bakar ke Pak Herman orang yang menjadi pelanggan pertama dan utamanya.
"Permisi pak Herman,seperti biasa saya mau menjual kayu bakar ini." Ucap Yos sambil menurunkan kayunya dari gerobak lalu meletakkan disamping warung Pak Herman.
"Ohh...ya nak Yos silahkan,Berapa ikat itu?." Jawab Pak Yos
"Heemm...seperti biasa pak 5 ikat,25 rb saja." dengan nada ramahnya dan tersenyum.
"Ohh..ya ini uangnya." Jawab pak Herman dengan mengambil uangnya dari dalam saku.
"Terimakasih Pak." Ucap Yos lalu mengambil uang dari tangan Pak Herman.
"Sama-sama Nak." Jawab Pak Herman.
"Ohya pak,saya mau tanya apa itu penjual buah samping warung Bapak mau membeli apa tidak hasil panen saya ini yah ?." Pernyataan Yos sambil menunjukkan arah ke Penjual Buah tersebut.
"Coba saja nak,sepertinya mau.Beliau orangnya ramah dan baik hati ko." Jawabnya dengan senyuman.
"Oh..ya pak siap,saya permisi dulu." Ucap Yos lalu melangkah pergi ke penjual buah tersebut.Pak Herman pun hanya menjawab dengan senyumannya saja karena Yos sudah mulai melangkah pergi dari tempat Pak Herman.
Langkah demi langkah Yos mendekati pedagang itu dan bertanya.
"Permisi Pak,Nama Saya Yoshiki Lois,saya ingin menjual buah hasil panen saya ini,apa Bapak mau membelinya." Ucapan Yos yang menjulurkan tangan untuk berjabat tangan dan tangan kirinya menunjukkan hasil alamnya yang disebut panen oleh Yos padahal Dia hanya memanfaatkan alam saja dan belum berkebun juga.
"Ohya nak,nama saya Lukman..dan sepertinya bisa jika harganya cocok." jawab Pak Lukman sambil menerima jabat tangan Yos itu.
"Ohya pak,untuk harga terserah Bapak saja,karena saya kurang tau ini ada berapa kilo belum saya timbang." Jawab Yos dengan muka pasrah dan polosnya.
"Ohya saya timbang dulu ini yah." Pak Lukman pun mengambil dagangan Yos lalu menimbangnya.
Setelah ditimbang ternyata lumayan banyak dan berat juga hasil timbangannya,ada kurang lebih 10kg dan dihargai 6 ribu/kg.Lalu Yos pun menerima dengan harga yang di tentukan Pak Lukman,karena Ia rasa Pak Lukman lebih tau untung dan ruginya itu.Semua jenis buah yang dijual Yos dihargai sama 6 ribu/kg.Berat timbangan yang ditimbang 10kg itu pun bukan hanya untuk satu jenis buah,tapi untuk keseluruhan jenis buah yang dibawanya.
"Ini nak uangnya." Ucap Pak Lukman dan memberikan uangnya kepada Yos.
"Siap pak terimakasih..,apa nanti jika saya mempunyai hasil panen buah apa saja bisa dijual disini juga ?." Pertanyaan Yos sambil menerima uang yang diberikan Pak Lukman untuk pembayaran buah jualannya Yos.
"Sepertinya bisa nak,asal jangan yang terlalu matang atau pun masih mentah,dan buahnya harus bersih tidak ada cacat.Jika cacat tak ada pembeli yang mau membeli buahnya nanti." Jawab Pak Lukman dengan sedikit senyuman yang memberikan penjelasan terhadap Yos.
Lalu Yos pun menjawab dengan senang hati "Siap pak terimakasih banyak atas kebaikan hati Bapak mau menerima dagangannya saya untuk dibeli,saya pastikan nanti buahnya semuanya segar tidak ada cacat."
"Okeh sama-sama,saya tunggu nanti yah." jawab pak Lukman
"Siap pak,tapi sepertinya tidak setiap hari saya menjualnya,dan tidak buah-buah itu saja pasti nanti ada jenis buah yang lainnya." Jawab Yos dengan senang hati.
"Yasudah tidak masalah nak,karena buah kan tidak setiap hari berbuah." Jawab Pak Lukman.
"Yasudah pak Saya Permisi karena masih ada urusan lain." Jawab Yos sambil melangkah pergi menarin gerobaknya.
"Siap Nak." Jawab Pak Lukman.
Hasil buah pun dapat terjual karena disamping warung Pak Herman ada seorang penjual buah yang mau menampung hasil panennya Yos.Hari itu juga semua dapat terjual habis,Yos pun pulang dengan hati senang,beberapa uangnya dapat membeli bahan makanan yang dapat Dia olah karena hari sebelumnya Dia memakan ular tanpa bumbu apapun,kecap pun tak ada,tapi tidak semua uangnya habis,masih ada sisa untuknya nanti.Hari ini Dia pulang dengan hati yang begitu sedikit berbangga,karena dapat menghasilkan uang dari hasil jerih payah dan keringatnya sendiri,tidak menyusahkan orang lain.Tapi dalam hati dan pikiran Yos pun ingin mendapatkan uang yang lebih banyak lagi untuk ditabungnya agar hidup lebih layak lagi.
Begitulah keseharian Yos setiap hari tak ada yang berubah,kegiatannya sama saja.Sampai akhirnya Dia bertemu kembali dengan orang yang pernah memberinya tumpangan,dan pada akhirnya mengajak Yos untuk bekerjasama dengannya,tapi tidak semudah itu orang tersebut dapat mengajak Yos kerjasama.Karena Yos merasa itu resiko yang begitu berat,dan Dia ingat kata pengasuh Panti itu bahwa membunuh orang itu tidak diperbolehkan,sedangkan bisnis yang ditawarkan orang itu adalah membunuh atau menghilangkan nyawa orang dengan sengaja,sama saja menghilangkan Hak Asasi Manunia untuk bisa hidup.
Konflik baru terjadi disini,karena Skill menembak Yos dipertaruhkan sewaktu dulu Ia sekolah dan mengikuti Lomba.Lama-lama Yos berfikir bahwa Dia akan menerima semua kerjasama itu,tetapi dengan syarat dan perjanjian yang menurut Yos sangatlah untung baginya.
Rasa dendam yang pernah Ia rasakan itupun muncul kembali ketika Orang itu menunjukkan beberapa foto target yang akan dibunuhnya,karena dalam foto target itu ada beberapa orang yang umurnya sudah cukup dewasa atau bisa dikatakan tua,setelah rasa dendam terhadap orang tuanya itu muncul kembali dan hasrat ingin membunuh orang yang lebih tua itu muncul kemudian Yos menerima semua tawaran yang diberikan lelaki tersebut.Inilah awal karir Yos yang menarik tapi sangat menyeramkan.