"Ada apa senyum-senyum? Kayaknya bahagia banget," ujar El ketika melihat Ansel yang sudah kembali ke dalam apartemennya.
"Tentu, hari paling bahagia si saat ini."
"Kau berhasil mendapatkan maaf darinya?"
Ansel mengangguk. "Dan aku juga berhasil menyatakan perasaanku."
"Congrats! dapat plus-plus ya, pintu maaf dan cinta."
"Dan hal yang paling nikmat."
El mengernyit bingung. "Apa maksudmu?"
"Kiss."
Bantal yang berada dikasur kini telah mendarat tepat pada kepala pria itu. El dengan sengaja meleparnya kearah Ansel.
"Otak mesum!"
"Aku tidak munafik, nyatanya hal itu cukup nikmat."
"Terserah apa katamu, tapi aku harap kau bisa menjaga diri, setidaknya tahu batasan."
Ansel merebahkan tubuhnya segera ke atas kasur. "Aku mencintainya El, aku tidak menjadikan dirinya hanya sebagai pemuas nafsu. Memberinya kasih sayang itu sangat perlu, tidak sinkron bila aku memberinya kasih sayang dengan nafsu saja. Aku pasti akan menjaga dirinya dengan sebaik mungkin."