Harsya meletakan mangkuk itu diatas meja kamar. Ia menatap Bora seolah bertanya atas hal yang terjadi pada Rawnie.
"Makan terlebih dahulu Rawnie, sup itu masih hangat aku yakin kau menyukainya."
"Terimakasih, Harsya. Aku akan memakannya nanti." Sejujurnya dia tidak yakin dengan ucapannya barusan. Rawnie sama sekali tidak memliki selera makan saat ini.
"Kau kenapa? Mengapa kau melakukan hal itu Rawnie? Sadarlah hal itu membuatmu terluka saat ini, harusnya-"
"Harsya." Bora sengaja memotong ucapannya.
"Rawnie butuh waktu istirahat."
"Tapi Bora-"
"Berikan dia waktu."
"Baiklah," ucap Harsya.
Ucapannya memang perlu sekali untuk dipotong. Bukan apa, tapi Bora tahu jika Rawnie tidak nyaman dengan hal itu.
Setelah Harsya keluar Bora menatap wajah Rawnie. "Istirahat saja dulu."
"Aku melihat perempuan mencium Ansel."
Bora menghentikan langkahnya ketika hendak bangkit dari ranjang tidur.
"Dimana?"