"Berita macam apa ini!" Luke membuang surat kabar yang sebelumnya terletak di meja.
"Bagaimana bisa pria itu lolos pada agensi itu, sial! Bisa-bisa diriku tergeser oleh dirinya."
"Luke, mengapa kau mengacaukan ruangan kerjamu?"
Wanita setengah paruh baya itu terkejut saat dirinya mendatangi putranya. Ruangan itu menjadi berantakan, beberapa tumpukan majalah berserakan di lantai. Ia tahu pasti bahwa putranya yang melakukan hal tersebut.
"Mah, pria itu akan merebut posisiku!" seru Luke dengan emosinya yang menggebu-gebu.
"Siapa? Jangan marah-marah seperti ini. Tenangkan dirimu lalu ceritakan padaku apa yang membuat dirimu menjadi seperti ini."
Luke mengacak rambutnya frustasi. Darahnya meninggi setelah membaca berita dari surat kabar yang tergeletak di lantai. Ibunya mencoba menenangkan dirinya dengan meminta putranya untuk duduk guna menurunkan emosinya.
"Nak, bukaankah dia pria yang membantu wanita itu saat di penjara?"