Seperti biasa hari ini Rey telah menjadi objek pribadi Dara, sudah menjadi rutinitasnya seperti hari. Cowok itu tak pernah merasa direpotkan oleh Dara, toh Dara adalah sahabatnya dan juga jarak rumah mereka pun searah.
"Rey?" tanya Dara disela-sela Rey mengendarai motornya.
"Iya?"
"Lo bakalan terus jadi ojek pribadi gue kan?"
Rey terlihat cengo dengan pertanyaan Dara.
"Apa motif lo tanya kek gitu sama gue? Terus pake embel-embel ojek pribadi, enak banget ya kalo ngomong." Dara menyengir kuda, gadis itu mendekatkan wajahnya ke sebelah kanan telinga Rey.
"Gue cuman takut kalo lo keberatan antar jemput gue tiap hari Rey," jelas Dara.
Rey menarik rem motornya, mereka berhenti di lampu merah. Sebelum menjawab perkataan Dara cowok itu mencekal punggung tangan Dara.