BUG!
Aku terhempas ke kasur setelah Ryu meninju pipiku. Rasanya begitu menyakitkan. Pipiku berdenyut-denyut dan perih. Rasa asin pun kini masuk ke dalam mulutku.
"Siapa yang mengajarimu seperti ini hah? SIAPA? KATAKAN PADAKU!" teriak Ryu sambil mencengkeram kerah pakaianku. Kini jarak di antara kami sangat dekat. Tatapan tajam itu dapat ku lihat dengan jarak sedekat ini. Be-begitu menakutkan.
"Su-sumanakatta, Ryuzaki! Aku terpaksa memakainya," jawabku dengan suara bergetar. Bagaimana tidak? Rahasiaku yang selama ini ku sembunyikan akhirnya ketahuan oleh sahabatku sendiri.
"Beri tahu aku alasanmu!" pintanya. Aku mengalihkan pandanganku.
"Karena ekonomi keluargaku menurun. Mau tidak mau aku harus mencari pekerjaan. Da-"