Pintu bangunan pun dibukakan oleh salah satu bodyguard. Mereka mempersilakan kami untuk masuk. Terpaksa kami masuk ke dalam sana lalu bertemu dengan pria angkuh tadi yang kini berdiri di depan teman-teman kami. Ya, mereka diikat di sebuah kursi dengan mulut yang ditutupi lakban. Di belakang mereka ada bodyguard yang tengah menodong mereka dengan senjata api. Jika aku melakukan kesalahan, maka orang-orang dewasa itu akan menekan pelatuk benda tersebut sampai salah satu di antara teman-temanku menjadi korban. Mungkin ketiga lelaki di sana dan kami yang ada di sini akan menjadi korban pula. Hm ... aku harus berhati-hati, mengontrol emosiku dan memikirkan sebuah kata-kata yang pas untuk membuat ia mempercayaiku. Dengan begitu, kemungkinan pembunuhan tidak akan terjadi.
"Jadi, apa yang kau inginkan?" tanyaku. Pria itu membuang rokok yang ada di mulutnya. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.