Karen berjalan memasuki kamarnya dengan malas. Ia melempar tas sekolah begitu saja. Karen pun merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk. Menatap langit-langit kamar dengan kesal.
"Cih! Enak saja lelaki brengsek itu memerintahkanku. Mana mungkin aku mengkhianati Otousamaku sendiri dan bekerja sama untuk menghancurkannya. Jika Otousama tahu aku mengkhianatinya mungkin kepalaku akan dia penggal. Lagi pula kenapa tidak geng berkulit hitam itu saja yang menjadi prioritas utama mereka? Aku bergabung pun hanya karena ingin tahu siapa Brave Wolf sialan itu. Cih! Hiroomi memang kurang ajar!" celoteh Karen.