"Apakah hanya kalian saja yang sanggup datang ke rumah mewahku ini?" tanya Takahiro. Ryusei yang mencoba menahan emosi hanya menghela nafas berat, malas untuk berbasa-basi. Jika bukan karena rencana Hiroomi, ia sangat enggan dan ogah datang ke tempat bagaikan neraka baginya itu.
"Ah! Tidak. Mereka sedang sibuk mengedarkan narkoba milik kami. Kedatangan kami hanya ingin mengatakan bahwa kami ingin kembali bekerja sama denganmu," balas Ryusei lalu menyunggingkan senyumnya dengan terpaksa. Takahiro membelalakkan matanya tak percaya. Ia memasang wajah senang.
"Ah! Akhirnya kalian ingin kembali bekerja sama. Bagus! Apakah pabrik kalian itu berjalan kembali?" tanya Takahiro dengan antusias.
"Mochiron! Kini pabrik itu hampir selesai. Mungkin tiga atau empat hari lagi barulah kami akan benar-benar beroperasi kembali."