Kemarahan naik di perutnya, sekeras beton. "Ini bukan untuk apa-apa dan kamu seharusnya tidak mengatakan itu padanya. Itu bukan urusanmu. Dan omong-omong, aku pergi berkencan tiga kali dan semuanya menyebalkan, karena aku selalu jatuh cinta dengan orang lain. Satu orang." Dia mengangkat tangan dan membiarkannya jatuh. "Apa lagi yang kamu katakan kepada Andry yang harus aku ketahui?"
"Di pernikahan Jamie, aku mungkin menyiratkan bahwa hatimu tidak suka bertemu orang baru karena dia menahanmu," kata ibunya menantang.
"Ibu."
"Itu benar."
"Kau benar, itu benar," kata Jiya, menahan kesabarannya. "Percayalah, dia tidak membutuhkan alasan tambahan untuk menjaga jarak dengan aku. Tolong jangan ikut campur seperti itu lagi."
"Aku tidak ikut campur," ejek ibunya, sambil memegangi keningnya. "Keluarga Chauhan tidak akan pernah berinvestasi di restoran sekarang, Jiya."
