"Aku berjanji padamu, Hadrian, putriku akan menepati janjinya."
"Oh? Dan seberapa berat janjimu padaku, Tilda? Seorang ibu yang akan mengorbankan putrinya untuk keparat yang tidak bermoral seperti aku?
Tilda tergagap. "Aku tidak apa-apa selain terus terang"
"Kurasa aku sudah cukup mendengar," Hadrian menghela nafas, terdengar bosan, tapi pernyataannya diikuti oleh suara tubuh yang menabrak dinding. Keras. Dan dengkuran kesakitan ibunya adalah bukti lebih lanjut.
"Apa yang kamu lakukan?" Mary menangis, mulai turun dari tempat tidur.
Sebuah kekuatan tak tergoyahkan menjepitnya.
Bukan tangan atau tubuh Hadrian, tapi kekuatan pasti datang darinya.
"Tolong jangan sakiti ibuku," Mary terengah-engah.