Geisha memandangi pantulannya lewat cermin. Dia melihat bibirnya lalu lehernya bergantian, lalu puncak dadanya. Tiba-tiba Geisha tertawa mengingat semuanya, apa yang dilakukan Kavin kemarin. Geisha sendiri bingung kenapa dia tersenyum bukannya malah kesal. Padahal Kavin sudah merenggut semuanya.
Bukan semuanya, tapi hampir semua yang ada di tubuhnya. Kecuali keperawanan Geisha yang masih terjaga. Jika ingat Kavin suaminya yang sah di mata agama dan hukum, itu memang hal yang wajar. Sudah seharusnya Geisha memberikan hak Kavin sebagai suaminya. Apalagi Kavin juga sudah menjalankan kewajiban dia untuk menafkahi Geisha.
Geisha meyakinkan itu agar dia berhenti merasa bersalah karena telah membiarkan Kavin menyentuh tubuhnya seperti kemarin. Walaupun Geisha marah-marah dan tidak terima juga tidak akan berpengaruh apa-apa, tidak akan ada yang kembali. Kejadian itu malah terpatri diingatan Geisha.