"Paman, tenanglah… Aku sudah tidak merasakan sakit. Paman Guntur membawakan obat dari paman Samuel untukku. Rasa sakitku sudah berangsur hilang dan yang Paman lihat sekarang hanyalah luka luarnya saja. Aku bahkan sudah bisa duduk kalau saja nenek dan kakek tidak menangis terus saat aku mencoba menunjukkan kebisaanku pada mereka!"
Dari nada bicaranya saja, Ziel memang sudah terlihat lebih baik.
Trian lebih mendekat dan memeluk Ziel sembari menangis.
"Ziel, sebenarnya apa yang terjadi hingga kau bisa seperti ini, Nak? Aku tidak akan bisa hidup jika terjadi apa-apa padamu, Nak! Kau tidak boleh kenapa-kenapa, Nak!"
Ziel nampak diam dan tersenyum miris. Genangan air mata juga terlihat dan hampir jatuh sebelum suara Sunny bersama kakek dan neneknya yang baru kembali dari balkon memasuki ruangan Ziel lagi.
"Nanti saja, Paman... Masih ada nenek dan kakek!'' gumam Ziel di telinga Trian. Trian berbalik badan seketika menoleh ke belakang.