"kau memang manusia paling tega di bumi ya Fay!" seru Chiraaz kesal saat bertemu Fayaaz di restoran hotel.
Suasana saat ini sedang sepi, cuma ada Fayaaz dan Chiraaz, juga tiga pengunjung lainnya duduk dengan meja yang berjarak cukup jauh. Fayaaz diam mendengarkan omelan sahabatnya, padahal jika seharusnya marah. Ia lah yang marah pada Chiraaz, akan tetapi seperti biasa.
"Bisa tenang dulu tidak? Kamu selalu kebiasaan kalau ngomong nggak pakai rem," protes Fayaaz.
"Iya deh iya, coba ceritakan padaku segalanya. Aku bingung sama sikapnya Edward," kata Chiraaz yang tidak sabar.
Fayaaz menghela napas panjang, kali ini ia tidak bisa mentoleransi sikap Chiraaz. Fayaaz mengusap cuping hidung dengan jempolnya, Ia menarik napas berkali-kali. "Chiraaz, sebelum membahas Edward. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu."
"Oke, bagaimana?"
"Chiraaz, kita sudah lama tidak bertemu. Seharusnya, kamu tanya kabarku terlebih dahulu, baru kamu menanyakan soal Edward," kata Fayaaz.