Di tepi kolam renang, Edward duduk merenung sambil menikmati segelas jus di tangannya. Urusan dengan keluarga Muthmainnah sudah benar-benar selesai setelah ia menggunakan polisi sebagai tameng. Edward tidak kalah oleh ancaman Bu Maemunah yang ingin bunuh diri.
Ia memejamkan mata mencari ketenangan yang membuatnya kacau selama beberapa waktu ini. Saat matanya terpejam dan mulai tenang, bayang wajah Chiraaz melintas di pelupuk matanya. Edward kaget lalu membuka mata, saat ia menutup matanya kembali, wajah Chiraaz terbayang dalma benaknya.
"Bagaimana aku melupakan kamu, Chiraaz. Sedangkan bayangmu selalu melintasi pelupuk mata. Helaan napasmu selalu berhembus ke dalam jiwaku. Benarkah hatiku tak menginginkanmu lagi? Tiadanya dirimu dari hadapanku, membuat napasku sesak." Edward membatin, tangannya memegang dada.
***