Mata Aletha mendelik tajam melirik pada Zaidan. Entah kenapa dirinya emosi mendengar perkataan suaminya. Semua luka dan trauma yang ia timbun selama ini menguar ke luar dari hatinya. Napas Aletha memburu seiring amarah yang hadir.
"Jangan bicara sok manis, Zaidan! Kata-kata penghibur itu tidak aku butuhkan!" seru Aletha.
"Aku tidak mencoba menghibur kamu sayang. Aku mengatakan apa yang ada dalam hatiku," jawab Zaidan.
"Bullshit! Kalian semua pria sama saja. Sebentar berkata begini, nanti beda lagi dan ya endingnya kalian cuma menginginkan keturunan!" bentak Aletha.
"Kamu ini ngomong apa sih? Ngawur banget ucapannya kamu Aletha!"
"Iya, aku emang ngawur gara-gara nikah sama kamu!" Aletha meluapkan isi hatinya.
"Kok, jadi salah aku sih? Aku cuma ajak kamu makan, kenapa jadi melebar seperti ini." Zaidan tersulut emosi mendengar perkataan istrinya. Tapi di lain sisi ia juga maklum Aletha sedang labil. "Astaghfirullah," ucapnya.