232
Suara petir mulai menggelegar di langit Jakarta. Edward yang sedang mengenang masa lalu langsung tersadar dari lamunannya. Ia melihat Aletha yang sedang bercanda dengan Hatice. Tidak mau menyapa atau basa basi, Edward segera pergi meninggalkan tempat tersebut.
Setelah naik taksi menuju pasar senen. Edward berpikir, mungkin Eugene sudah berubah karena menikah dengan Aletha. Ia melihat anak kecil yang bersama Aletha, apakah itu anak Eugene, pikirnya.
"Pak, turun di luar saja. Jangan masuk ke stasiun ya," kata Edward pada sopir taksi.
"Kenapa, Pak? Tidak apa-apa saya bayar parkir."
"No, bukan itu Pak. Saya mau beli sesuatu di luar stasiun."
"Oh, baik kalau kalau begitu Pak."
Edward tersenyum lebar, tidak seperti kebanyakan orang yang memilih duduk di belakang. Edward lebih senang duduk di depan bersama sopir dan mengobrol. Sebab, ia banyak belajar dari cerita mereka.