191
Braaakhhh!
"Astaga! Apa itu Eljovan!" pekik Silvia. Keduanya serempak menoleh ke arah toilet.
"Arvia! Panggil Arvia!" seru Eljovan.
Karena sedang panik, mereka tidak ingat dengan telepon yang tinggal dipencet saja. Eljovan mendorong kursi rodanya ke arah toilet, lalu mengetuk-ngetuk pintu ketika sudah berada di depan toilet. Dari dalam hanya terdengar suara air mengalir saja.
"Abi, Abian, kamu sedang apa?" tanya Eljovan.
Hening, tidak ada jawaban dari dalam kecuali suara air yang gemericik. Eljovan mulai merasa khawatir, ia menggerak-gerakkan gagang pintu. Tapi ternyata pintu terkunci dari dalam toilet.
"Abian, kamu baik-baik saja? Jawab aku Abian, jangan diam saja." Eljovan kembali memanggil Abian.
Masih tetap sama, Abian tidak menjawab sama sekali. Silvia dan Arvia masuk ke dalam ruangan Eljovan. Arvia membuka pintu dengan merusak gagang pintu tersebut. Saat pintu terbuka, mereka terkejut melihat Abian tergeletak di lantai, dengan tangan yang tersayat bersimbah darah.