184
Chiraaz tersadar dari tidurnya, perlahan ia berusaha memulihkan pandangan yang sedikit kabur, saat membuka mata dia melihat sekeliling ruangan. Suatu tempat yang asing baginya, tapi dia tahu itu sebuah hotel. Chiraaz buru-buru bangkit dan memeriksa tubuhnya. Helaan napas lega terdengar lepas, dia senang karena tidak terjadi apa-apa, ia tidak seperti tawanan yang disekap.
Kepalanya masih terasa pusing akibat obat bius yang masih kuat menyengat hidungnya. Chiraaz memukul-mukul kepalanya pelan untuk memulihkan kesadarannya. Dia masih belum tahu, siapa yang berani menculiknya. Kejadian itu membuatnya sangat shock.
"Kamu sudah bangun sayangkj, luarbiasa." Suara Abian mengejutkan Chiraaz yang sontak menoleh ke arahnya.
"Abian, kamu? Kamu culik aku? Astaga!" pekik Chiraaz. Di sisi kiri ranjang, Abian tengah duduk santai sambil membuka majalah.
