168
Malam itu, Chiraaz urung meninggalkan rumah Edward karena kehadiran Eljovan yang tiba-tiba. Hatinya bertanya-tanya, darimana pria itu tahu rumahnya. Sementara Fayaaz saja tidak ia beritahu.
"Astaga, ke mana anak itu? Kenapa aku baru ingat," gumam Chiraaz.
Ia meraih ponsel lalu menelpon Fayaaz. Namun, yang menjawab bukan sahabatnya, tapi suara seorang wanita yang tidak dikenalnya. Ia basa basi sebentar, lalu menanyakan keadaan sahabatnya.
"Dia baik-baik saja. Sekarang, sudah tidur," kata wanita disebrang telepon.
"Baiklah, boleh aku titip dia sampai besok? Besok pagi, aku akan ke sana."
"Iya Nyonya, saya memang ditugaskan oleh Bu Aletha."
"Bu Aletha?"
"Iya, bos kami. Ya sudah, Nyonya saya istirahat dulu."
"Iya silahkan, terima kasih."
Chiraaz menutup telepon,ia cukup terkejut mendengar nama Aletha disebut. Ternyata Aletha seorang bos yang baik, pikirnya. Sesuatu mengusik relung hati Chiraaz, namun ia menampiknya.