154
Aletha berlari menghampiri Anne, meelihat dua wanita yang melemparkan tatapan sengit, ia merasa ngeri. Fayaaz menutup wajah dengan kedua tangannya, pria itu terlihat frustasi. Sementara Anne hanya menatap Fayaaz penuh tanya.
"Aku Angeline pacarnya Fayaaz! Kamu jangan ngaku-ngaku!" seru Angeline.
"Ngaco! Fayaaz itu cuma milikku tahu!" seru Laura.
"Halah, paling kamu cuma cewek kegatelan. Lihat aja penampilan kamu ih." Angeline bergidik ngeri.
"Eh, jangan salah kamu. Gini-gini aku sudah melalang buana di kamar Fayaaz."
"Apa? Apa benar itu Fayaaz?" Angeline melirik Fayaaz di ranjangnya.
Fayaaz hanya bisa diam, ia tidak mampu mengatakan sepatah kata pun. Wajahnya kusut melihat dua kekasihnya bertengkar.
"Kenapa kamu diam? Apa ini jawabannya? Kamu mencintai wanita lain?" cecar Angeline, air mata wanita itu meluncur deras.
"Jawab Fayaaz! Kami butuh penjelasan!" sentak Laura, matanya memicing tajam pada Angeline. Hidungnya kembang kempis seperti kerbau mendengus.