153
Sampai makan siang, Eugene masih tetap diam, tidak mengajak Chiraaz bicara. Chiraaz yang awalnya santai dengan sikap pria itu mulai merasa gusar. Sudah berbagai cara Chiraaz lakukan untuk membujuk Eugene, tapi pria itu bergeming dengan sikap dinginnya.
Chiraaz berdiri di pinggir gedung proyek, sejak tadi ia merasa seperti kambing congek, sebab hanya mendengarkan Eugene bicara dengan Dixon. Di belakangnya Eugene dan Dixon sedang makan siang, tapi Eugene tidak menawarinya makan. Sementara perutnya sudah keroncongan menahan lapar.
Selama ini Chiraaz tidak pernah telat makan. Edward pun membebaskannya membawa makanan saat bekerja. Chiraaz meraba saku celananya, tidak ada satu cokelat pun di sana. Mukanya memanas ingin menangis, tiba-tiba hatinya merindukan Edward.
"Bos, cepat pulang dong. Aku kangen bos." Chiraaz membatin. Setitik air mata meluncur membasahi pipinya.
"Tuan, kenapa Nona Chiraaz tidak diajak makan?" tanya Dixon pada Eugene.