150
Eugene menatap Chiraaz dari atas sampai bawah. Melihat wajah Chiraaz yang lebam, pria itu mengernyitkan dahinya. Kemarin, ia mendapat laporan kalau Chiraaz sedang sakit, tapi tidak tahu detailnya seperti apa.
Ia melirik pada Dixon, asistennya itu kemudian membungkuk. Dixon mengangguk-angguk lalu keluar dari ruangan kerja Eugene. Chiraaz masih berdiri kaku, karena belum disuruh untuk duduk oleh Eugene.
"Chiraaz, duduklah, kenapa kamu berdiri saja," peeintah Eugene.
"Terima kasih, Pak." Chiraaz langsung mengambil posisinya duduk di depan Eugene. Ia membuka berkas, lalu menyodorkannya pada pria dihadapannya.
"Kalau masih sakit, kenapa harus bekerja? Lihat wajah kamu, masih lebam Chiraaz."
"Tidak apa-apa Pak, ini hanya bekasnya saja. Saya sudah kuat kok, terima kasih atas perhatiannya."
"Ya, jaga kondisi kamu. Jangan sampai nanti merepotkan orang lain," kata Eugene dingin, ia membuka berkas yang disodorkan Chiraaz.
"Baik, Pak, saya janji tidak akan merepotkan," kata Chiraaz.